SMK Bayt Al-Hikmah Pasuruan

Pendidikan Unggul Berkarakter

POINT OF PURCHASE (By Yudha P., S.Pd)

Sabtu, 21 Maret 2020 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 50968 Kali

Apa itu POP ?

Menurut Shimp dalam Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dedi Adriana (2008) komunikasi Point of Purchase (POP) adalah elemen promosi seperti pajangan, poster, petunjuk/tanda, dan berbagai materi promosi lainnya dalam toko yang dirancang untuk memengaruhi pilihan pelanggan pada momen pembelian.

Menurut Fill dalam Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dedi Adriana (2008), tujuan utama Point of Purchase adalah mengarahkan perhatian konsumen dan menstimulasi mereka agar membeli produk tertentu. Tujuan ini mencakup peningkatan trials dan penjualan melalui usaha menarik perhatian konsumen pada produk dan merek tertentu di dalam toko dan mendidik konsumen mengenai seluk-beluk produk.

Point Of Purchase adalah kegiatan untuk menampilkan produk di tempat-tempat strategis di sebuah toko dengan tujuan untuk menarik perhatian konsumen terhadap merek suatu produk.

Promosi penjualan merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh pemasar. Sebagai salah satu elemen bauran promosi, promosi penjualan merupakan unsure penting dalam kegiatan promosi produk, (Sutisna, 2003:229). 

Sebagai salah satu bentuk aktivitas sales promotion, diplay dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan suatu produk dengan cara memanjang beragam produk yang akan dijual lewat penyajian menarik, Buchari Alma (2002:189)

 

POP DISPLAY

Display adalah keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh seseorang tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lain.

Point of purchase atau yang lebih sering disebut POP display adalah material marketing dan periklanan yang ditempatkan persis di dekat merchandise yang sedang dipromosikan.

POP display adalah suatu area yang didesain khusus untuk menangkap perhatian konsumen potensial. POP display akan memberikan highlight kepada produk dan menarik perhatian konsumen kepada produk tersebut, yang tentunya adalah hal penting dalam dunia retail. Secara umum POP display berada di dekat pintu keluar atau di area lain yang sekiranya banyak keputusan membeli akan diambil di area itu

Berdasarkan definisi diatas, dapat diambil inti dari pengertian display, yaitu diplay merupakan suatu usaha dari penempatan produk yang akan dijual dekat atau pada titik penjualan, jadi fungsi Point of Purchase adalah untuk menarik perhatian konsumen agar para pembeli mudah mengamati, memeriksa dan memilih barang-barang tersebut dan akhirnya melakukan pembelian.

 

Ciri - Ciri Point Of Purchase

Ciri - Ciri Point Of Purchase dibedakan menjadi exterior display, window display, interior display. Interior display adalah display yang ditempatkan dalam ruangan dengan maksud untuk meningkatkan penjualan sekaligus memberikan kemudahan berbelanja bagi pelanggan.

Menurut Terence A. Shimp (2003:321) interior display terbagi atas assortment display, display point of purchase, dan fashion display. Point of Purchase Display disediakan oleh produsen untuk mempromosikan produknya ditempat penjualan retailer. Point of Purchase Display dapat digunakan untuk menarik perhatian pelanggan, memberikan informasi mengenai suatu produk, menimbulkan minat dan keinginan pelanggan untuk melakukan keputusan pembelian.

 

Komunikasi POP

Komunikasi Point of Purchase Sunyogo (2013) menjelaskan bahwa Point-of-Purchase dalam dunia ritel sendiri memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  1. Memberi Informasi (informing) Merupakan fungsi komunikasi P-O-P yang paling mendasar. Tanda-tanda, poster, display, serta material P-O-P lainnya memberi sinyal pada konsumen menuju item-item spesifik dan menyediakan informasi yang mungkin bermanfaat. Display bergerak secara khusus efektif untuk tujuan ini. Display bergerak meskipun biasanya lebih mahal daripada display statis, mewakili suara investasi bisnis karena display tersebut secara signifikan menarik level-level perhatian yang lebih tinggi dari orang-orang yang berbelanja.
  2. Mengingatkan (reminding) Mengingatkan konsumen atas merek-merek yang sebelumnya telah mereka pelajari melalui media elektronik, cetak, atau media iklan lainnya. Peran pengingat ini melengkapi tugas yang telah ditampilkan oleh iklan sebelum konsumen memasuki toko.
  3. Mendorong (encouraging) Mendorong konsumen untuk membeli barang atau merek tertentu adalah fungsi ketiga P-OP. Material P-O-P cukup efektif mempengaruhi pemilihan produk serta merek pada poin pembelian dan mendorong rangsangan pembelian.
  4. Merchandising Fungsi merchandising perencanaan program penjualan, termasuk riset, pengemasan, periklanan, dan promosi lainnya untuk menciptakan permintaan yang besar terhadap suatu produk disajikan saat display poin-pembelian memungkinkan pengecer untuk memanfaatkan lantai ruangan secara efektif serta memicu penjualan eceran dengan mendampingi konsumen dalam penyeleksian produk serta merek.

Discount

Discount sangat penting ditampilkan dalam membuat POP karena dapat memberi pesan ketertarikan pada konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2015), diskon yaitu pengurangan harga yang diberikan kepada konsumen untuk pembayaran cepat atau atas promosi yang dilakukan oleh provider itu sendiri. Sutisna (2002:302) potongan harga adalah pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode tertentu.

Menurut Sutisna (2002:303) tujuan pemberian potongan harga (discount) adalah:

  1. Mendorong pembelian dalam jumlah besar.
  2. Mendorong agar pembelian dapat dilakukan dengan kontan atau waktu yang lebih pendek.
  3. Mengikat pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain.

Store Atmosphere

Penciptaan suasana (atmospherics) berarti desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, audio (music atau bunyi-bunyian, dan wangi-wangian untuk merangsang respons emosional dan persepsi pelanggan dan untuk memengaruhi pelanggan dalam membeli barang

Menurut Utami (2010), penciptaan suasana untuk menimbulkan impulse buying konsumen dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

  1. Komunikasi Visual Komunikasi visual yang terdiri atas grafik, papan tanda, efek panggung, baik di toko dan di jendela toko membantu meningkatkan penjualan dengan memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli barang.
  2. Pencahayaan Pencahayaan toko bukan merupakan hal yang sederhana. Pencahayaan digunakan untuk memberikan sorotan (highlight) pada barang dagangan. Pencahayaan toko yang baik akan memengaruhi keinginan pelanggan untuk berbelanja
  3. Warna Penggunaan warna yang kreatif bisa meningkatkan kesan ritel dan mebantu menciptakan suasana hati.
  4. Musik Banyak keputusan membeli yang didasarkan pada emosi, dan bau memiliki dampak yang besar pada emosi konsumen. Bau, lebih dari indera yang lainnya, adalah penentu perasaan gembira, kelaparan, jijik, dan nostalgia. Penelitian menunjukkan bahwa wangiwangian memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan.

 Tips dalam penggunaan POP :

  1. Membuat desain point of purchase yang menarik ketika akan memasangnya, dan memperhatikan bagiamana penataan yang baik dan menarik agar konsumen tertarik tetapi dengan mudah mengambil produknya, menempatkan posisi point of purchase di tempat yang strategis dimana banyak konsumen lalu lalang dan mudah diperhatikan, selain itu informasi yang terdapat di point of purchase dapat diberi tambahana atau diperbaiki untuk menambah informasi yang dirasa penting untuk konsumen.
  2. Memperhatikan bentuk discount yang ditampilkan, frekuensi pemberian diskon diawal bulan dimana sedang banyak-banyaknya konsumen berbelanja, dan ketepatan waktu pemberian diskon diperhatikan sesuai dengan kebutuhan konsumen disaat memiliki banyak kebutuhan. Penting: salah menampilkan discount yang sebenarnya dimaksud agar menarik pembeli malah justru berakibat fatal karena diinggap produk yang tidak laku atau kadarluawarsa.
  3. Pencahayaan di dalam gerai di perhatikan dititik mana yang perlu diberi penerangan lebih, musik yang diputarkan terdengar nyaman untuk konsumen walaupun dari berbagai kalangan, pengelompokan produk mempermudah konsumen dalam berbelanja, kesejukan udara di dalam gerai di perhatikan agar saat kondisi swalayan sangat ramai konsumen tidak merasa gerah maupun saat lengang konsumen tidak kedinginan, cat ruangan gerai dibersihkan dan diperhatikan warnanya, kebersihan di dalam gerai selalu terjaga jangan sampai banyak sampah atau kotoran yang ada di sekitaran gerai, penataan produk dijaga agar selalu rapi dan mudah diambil konsumen, ruang gerak lorong atau gerai dibuat lebih leluasa dengan memperhaikan tidak terlalu banyak halangan saat berjalaan, dan keramahan pelayan dapat ditingkatkan untuk membantu konsumen dalam berbelanja.

    Contoh jenis POP:

  1. Spanduk
  2. Light Font
  3. Tent Card
  4. Dummy Box
  5. Poster
  6. Bomb Card
  7. Flagchain
  8. Tripod Banner
  9. Hanging Banner
  10. Human Stand
  11. Lightbox
  12. Backlight Meja Demo
  13. Cover Meja Demo
  14. Bom Card Artist Exp Table
  15. Wallbay
  16. Self talker
  17. Standing banner

Daftar pustaka

Aldhilla, Mochamad Ridho. 2014. Pengaruh Point of Purchase Communication Terhadap Impulse Buying (Studi pada Konsumen Hipermarket Lotte Mart Kota Bandung). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia 

Hatane, Semuel. 2006. Dampak Respon Emosi Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif Konsumen Online dengan Sumberdaya yang Dikeluarkan dan Orientasi Belanja sebagai Variabel mediasi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.Vol.8.No. 2

Kotler dan Amstrong, 2018. Principles of Marketing, Harlow: England

Sanyogo, Melisa Cancerina. 2013. Efektivitas Point of Purchase dalam Meningkatkan Impulse Buying Pada Peritel di Surabaya. Laporan Penelitian. Universitas Airlangga

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : Rosda Karya 

Tjiptono, Fandy,. Gregorius Chandra, dan Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta : CV Andi Offset

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : CV. Andi Offset

Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Rotel Modern, Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT