Selasa,
08 Desember 2020 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 913 Kali
BUDAYA VISUAL (GRAFIS): DARI PERANG DUNIA, JOKOWI SAMPAI BLK BAYHI
Yudha prihantanto
Budaya visual sudah digunakan sebagai media informasi yang dicetak massal sejak perang dunia I pada abad ke 19 di tahun 1914 yang berpusat di Eropa. Tidak lebih hanya berupa dari komunikasi teks dan gambar yang dicetak sebagai kelipatan di atas kertas dan digantung di tempat – tempat publik. Tahun 1960 – 1970 Inggris raya menggunakan budaya visual sebagai kebutuhan akademi seni dan politeknik yang diperuntukkan bagi kuliah sejarah industri dan desain grafis, gaya dan media massa untuk melengkapi kuliah arsitektur, seni lukis dan rupa. Pada konfrensi tahunan Design History Society budaya visual (desain) dipandang sebagai pembahasan cultural studies dalam kajian intelektual dan institusionalisasi.
Dalam satu dekade terahir kita terbiasa hidup dalam budaya media atau masyarakat media. Berbagai informasi dipenjuru dunia dengan mudah kita dapatkan. Budaya adalah tentang keberadaan kolompok-kelompok sosial yang memberikan mereka identitas (Graeme, 2012:31). Budaya sebagai kesatuan sebuah system antara ide, nilai, kepercayaan, struktur, dan praktik yang dikomunikasikan oleh satu generasi ke generasi berikutnya, dan yang menopang cara hidup tertentu (Agus. 2019:229).
Ketika tehnologi media berekspansi: dari komunikasi oral ke komunikasi cetak (print communication) dari cetak ke broadcasting dan kemudian muncul internet, media digital dan konvergensi media, maka sejak itu muncullah suatu global village yang memungkinkan orang-orang berkomunikasi bahkan beraktivitas melampaui kemampuan tehnologi sebelumnya sehingga berdampak munculnya bentuk komunitas virtual yang mampu mengorganisir dan mengelola content melalui hyperlinks dan search engines melalui the world wide web (Sugihartati, R. 2017:5)
Dilansir dari setkab.go.id, Jokowi menjelaskan pada awal pemerintahannya di tahun 2017, pihaknya telah membangun 50 Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas dan berkembang menjadi 75 BLK Komunitas pada tahun 2018. Pada tahun 2019 bertambah menjadi 1.000 BLK. Menurutnya BLK harus benar-benar berkembang dan menghasilkan sumber daya manusia yang baik khususnya di pondok pesantren. “Golnya harus ke sana. Kalau nanti 2000 ini bener-bener kita lihat berjalan semuanya, nanti akan lipat lagi menjadi 4000. Insyaallah tahun depannya lagi. Karena kita memiliki 29 ribu pondok pesantren di seluruh tanah air,” kata Jokowi. Menyambut perkembangan tersebut juga didukung oleh Gubernur Jawa Timur, Khafifah Indar Parawansa, dengan menyelenggarakan progam One Pesantren One Product (POP) yang telah diikuti oleh 30 Pesantren di Jawa Timur (Republika Online:2019)
Pada tahun 2020 tanggal 8 desember praktik desain baru dipelajari secara bersama diperuntukkan oleh masyarakat umum yang tegabung pada Balai Latihan Kerja Komunitas yang diselenggarakan di Pesantren Bayt Al Hikmah. Fenomena tersebut menyadari bahwa budaya visual desain akan hadir sebagai kebutuhan primer peradaban. Kegiatan diselenggarakan bertujuan untuk siapa saja agar mampu menggunakan tehnologi visual (desain) dengan mudah untuk segala kepentingan.
Gambar 1. Pembukaan secara simbolik oleh pembina BLK, H. Ahmad Taufiq. Dok, WAG
Gambar 2. pembukaan oleh pembina BLK, H. Ahmad Taufiq dan foto bersama peserta gelombang II. Dok, WAG
Gambar 3. Foto bersama peserta gelombang I. Dok, WAG
Gambar 4. Pembukaan simbolik oleh Ketua BLK, Ustad Fauzan. Dok, WAG
Gambar 5. Penyampaian materi oleh Ustad Jabbar. Dok, pribadi
Gambar 6. Praktik desain. Dok, WAG
Kegiatan hari pertama sangat dinantikan oleh semua peserta karna akan mendapat seragam keren, ransel laptop dan map mika transparan (tidak menyebut warna karna besok pilkada) berisi Flas disk 16 GB, petelot 2B, Block Note. Kegiatan dibagi 2 gelombang dalam sehari yaitu gelombang I terdiri dari 16 peserta dimulai dari jam 09.00 – 13.00 lalu bersambung 16 peserta lainnya di gelombang II sampai jam 16.00. Pelatihan hari pertama tentang dasar desain yang dikawal langsung oleh instruktur Jabbar. Diahiri dengan konsumsi kegiatan pelatihan desain grafis yang diikuti kurang lebih dari 32 peserta tersebut akan dilangsungkan selama 2 minggu berturut turut kedepan. Ups, ternyata “besok libur karena ada PILKADA, berjumpa lagi hari kamis”, ketikan info Fauzan dalam WAG.