Sebagai tindaklanjut kerjasama PWNU Jawa Timur dengan beberapa perguruan tinggi negeri, kemarin (Ahad, 1 Maret 2020) PWNU menggelar acara sosialisasi beasiswa S1 di Aula KH. Ahmad Jufri, Graha NU Kabupaten Pasuruan. Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh PCNU Kota Pasuruan, LP. Maarif NU Kota Pasuruan, RMI NU Kota Pasuruan, Pergunu Kota Pasuruan dan Kepala MA/SMK/SMA di lingkungan Maarif Kota & Kabupaten Pasuruan.
Menurut salah satu pengurus NU di wilayah Pasuruan kegiatan sosialisasi ini merupakan sosialisasi ke-9 dari 14 titik/lokasi yang direncanakan. Harapannya dengan adanya kegiatan ini akan semakin terbuka lebar kesempatan untuk mempersiapkan kader-kader NU sesuai dengan kebutuhan zaman. Pihak perguruan tinggi negeri yang telah hadir dalam kegiatan ini yaitu Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Trunojoyo Madura.
Pada sesi pertama sosialisasi, pihak UNESA berkesempatan menyampaikan paparannya mengenai jalur-jalur penerimaan mahasiswa baru. Adalah Ibu Dr. Syifa Indana, M.Pd yang menjabat wakil Dekan FMIPA UNESA memaparkan beberapa fakultas dan program studi yang ada di UNESA. Beliau juga menyampaikan rasio jumlah yang pagu mahasiswa yang diterima dalam tiap-tiap program studi. Di akhir pemaparannya, beliau menyampaikan tentang penerimaan mahasiswa baru melalui jalur prestasi keagamaan. Jalur prestasi keagamaan ini meliputi kejuaraan MTQ minimal tingkat kota/ kabupaten, tahfidz al Quran minimal 10 juz dan kitab kuning. Setelah itu giliran pemaparan dari pihak UB menyampaikan paparannya yang dalam hal ini disampaikan oleh Bapak Djarot Ilham selaku tim penerimaan mahasiswa baru UB. Beliau memaparkan peluang-peluang yang bisa diikuti oleh alumni SMk/SMA/MA untuk bisa masuk PTN, diantaranya jalur SNMPTN dengan kuota minimal 20%, jalur SBMPTN minimal 40% dan jalur mandiri maksimal 30%. Jalur-jalur penerimaan mahasiswa baru ini terbuka bagi alumni angkatan tahun 2018, 2019 dan 2020. Di UB juga menerima mahasiswa melalui jalur prestasi, yaitu tahfidz mulai 10 juz, 20 juz dan 30 juz. Perwakilan yang terakhir, yakni Bapak Dr. Abdur Rohman dari UTM hanya menambahkan bahwa UTM selain memberikan program beasiswa kepada mahasiswa yang masuk melalui jalur tahfidz, UTM juga memberikan fasilitas asrama gratis dan living cost yang besarnya Rp. 850 ribu per bulan. Selain itu, UTM juga berencana akan menambah program studi yang sesuai dengan kearifan lokal dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Pada sesi tanya jawab dibuka 2 sesi bagi para audience untuk menyampaikan pertanyaan kepada nara sumber. Beberapa pertanyaan audience antara lain menanyakan mengenai legalitas sertifikat tahfidz yang diakui, teknis kepengurusan KIP Kuliah, besarnya beasiswa dan ada tidaknya program golden tiket untuk masuk ke UB, UNESA dan UTM. Nara sumber secara bergantian menjawab pertanyaaan yang ada dengan jelas. Mereka menjelaskan bahwa sertifikat tahfidz bisa diterbitkan oleh pesantren dimana santri tersebut mondok. Namun akan lebih baik lagi jika disertai tashih dari lembaga tahfidz yang mempunyai legalitas formil. Pengurusan KIP Kuliah hampir sama dengan jalur bidik misi, namun tidak perlu pihak kampus survey ke rumah calon mahasiswa seperti yang dipersyaratkan jalur bidik misi. Bagi siapa yang memiliki kartu KIP Kuliah maka secara otomatis akan mendapatkan beasiswa jika pemegang kartu ini masuk ke perguruan tinggi negeri. Besarnya beasiswa di masing-masing kampus tidak selalu sama. Ini disesuaikan dengan kebijakan masing-masing kampus yang ada, seperti di UB & UNESA memberikan beasiswa bagi para tahfidz namun tidak memberikan fasilitas asrama dan living cost seperti yang dilakukan di UTM. Program golden tiket juga tidak dimiliki oleh semua PTN. Dari 3 PTN yang hadir memberikan sosialisasi ini hanya UNESA yang memberikan golden tiket pada pemenang lomba MTQ yang diadakan oleh UNESA di bulan Desember. Mereka yang mendapatkan golden tiket bebas memilih jurusan apa yang mau diambil jika masuk ke UNESA.
(Posted by Arul)
